Senin, 17 Oktober 2011

perkembangan smk

JAKARTA(Diksia.com)- Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) saat ini sudah mengalami perkembangan pesat. SMK tidak lagi menjadi pilihan kedua setelah Sekolah Menengah Atas (SMA), buktinya banyak sekali siswa yang memilih melanjutkan pendidikannya ke SMK dibandingkan SMK.

Melihat perkembangan itu, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mencanangkan program kejuruan sebagai program prioritas. Hal ini karena Kementerian menilai lulusan sekolah kejuruan selain memiliki keterampilan juga mampu menciptakan lapangan kerja.

“Menteri Mohammad Nuh menyampaikan di Konferensi SEAMEO (The Southeast Asian Ministers of Education Organization) ke 46, bahwa SMK sebagai salah satu pilar perekonomian. Jadi tujuan pendidikan kejuruan ialah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan,” papar Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Joko Sutrisno

Joko juga menyampaikan untuk tahun ajaran 2010/2011, ada kelonjakan besar siswa SMK, yaitu mencapai 1,2 juta anak. Sehingga presentase antara SMK dengan SMA ialah 51:49. “Ada kecenderungan angka kenaikan akan terus bertambah, karena antusiasme siswa untuk langsung mendapat keterampilan,” paparnya.

Kemudian untuk mendukung antusiasme siswa dan realisasi dari program realisasi antara lain ialah dengan program Tiga Plus Satu, atau pendidikan studi selama tiga tahun sampai kelulusan kemudian ditambah satu tahun untuk terjun langsung di industri. Bukan hanya langsung terjun ke dunia industri, akan tetapi ia juga akan mendapat kurikulum pendidikan wirausaha.

“Kami akan menambah dengan pendidikan wirausaha, yaitu manajemen, marketing, dan cara menjual langsung ke konsumen,” paparnya.

Program ini juga dilaksanakan di Korea Selatan dan Jerman dengan cara yang hampir sama. Tambahan satu tahun ini menurutnya tidak memaksa atau sukarela, dan sifatnya pendalaman. Sekolah menengah kejuruan akan didorong untuk melakukan kerjasama dengan industri dan politeknik di wilayahnya.

Untuk saat ini Pemerintah akan mencarikan mitra industri bagi sekolah, akan tetapi khusus untuk Politeknik diharuskan untuk bekerjasama dengan sekolah. “Poltek didorong dan diharuskan untuk bermitra dengan SMK,” tegas Joko.

Siswa yang melanjutkan pendidikan satu tahun, akan dimitrakan sesuai dengan jurusannya. “Misal lulusan elektro, maka ia akan terjun langsung dari bawah ke perakitan elektronik,” paparnya. Kemudian siswa yang telah mengikuti kegiatan selama satu tahun akan mendapat sertifikat dari mitra industri atau Poltek.

Selain itu ia menekankan bahwa pendidikan Tiga Plus Satu ini berbeda dengan pendidikan 4 tahun yang telah dijalankan beberapa SMK. “Ini berbeda karena kalau di SMK itu empat tahun baru lulus, tapi disini tiga tahun sudah dinyatakan lulus,” ucapnya.

Kemudian ia juga menyatakan meski bisa dilakukan semua SMK, tetapi ia tak memaksa seluruh sekolah kejuruan untuk ikut. “Ini prinsipnya bisa dilakukan semua SMK, tapi tak memaksa, saat ini sudah ada 200 SMK yang mendftar dan terus bertambah,” ungkapnya.

Program ini akan dijalankan mulai tahun ajaran 2011/2012, jadi lulusan tahun 2012 yang pertama kali akan menjalankannya. Untuk biaya ia menilai tentu akan bertambah, akan tetapi anggarannya akan ada dari Pemerintah dan dibantu mitra industri.

Keterampilan yang menjadi kelebihan siswa Sekolah Menengah Kejuruan harus dikembangkan. Sehingga lulusan SMK nantinya bisa mandiri dengan berwirausaha.

“Membangun ketrampilan bagi siswa SMK harus karena lulusan SMK adalah siswa yang terampil, apalagi 90 persen lulusannya terserap di dunia kerja”, demikian disampaikan Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendiknas Baedhowi.

Sekolah kejuruan menurutnya bisa disebut pusat pendidikan, pelatihan, teknologi, produksi dan pemasaran. Hal ini karena dalam pendidikan SMK diajarkan berbagai ketrampilan, keahlian khusus, praktek di lapangan dan bahkan langsung terjun ke dunia kerja melalui praktek kerja lapangan.

Sehingga diharapkan lulusan sekolah kejuruan tak menghasilkan pengangguran. “Malah lulusan SMK selain bisa langsung terjun ke dunia kerja, juga mampu menciptakan pendidikan sendiri,” pungkasnya.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) memandang pendidikan kejuruan memiliki potensi besar untuk menyiapkan siswa langsung masuk dunia kerja. Berdasarkan pandangan tersebut, Kementerian pun menggagas untuk menambahkan masa studi Sekolah Menengah Kejuruan menjadi empat tahun.

“Penambahan ini digagas setelah ada pertemuan antara menteri-menteri pendidikan ASEAN di Brunei akhir Januari. Semua menteri yakin kalau sekolah kejuruan amat berpotensi,” ucap Mendiknas M Nuh .

Sehingga penambahan masa studi ini nantinya akan disebut program community college. Konsepnya ialah siswa SMK yang sudah melewati masa tiga tahun diwajibkan mengikuti pematangan kepribadian dan kemampuan teknis sesuai dengan jurusannya masing-masing.

Akan tetapi gagasan ini bukan tidak ada ganjalan. Justru menurutnya ada ganjalan besar khususnya dalam hal birokrasi. Ganjalan ini ialah penentuan ditjen yang akan mengelola SMK. Selama ini, SMK dikelola oleh Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen). Maka dengan penambahan masa belajar setelah siswa mengikuti ujian akhir, pendidikan menjadi wewenang ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti).

“Mau ke Dikti tanggung karena cuma setahun. Tetap di Dikmen, siswanya sudah lulus ujian,” ucap Nuh.

Selain tantangan ada kelemahan mendasar di SMK, diantaranya ialah materi pelajaran. “Materi pelajaran di SMK tidak terlalu baru,” paparnya. Padahal, pendidikan SMK sangat berkaitan dengan dunia industri yang berkembang cepat. Maka Kementerian pun berusaha melakukan pemuktahiran media ajar yang digunakan praktek siswa SMK. “Misal teknologi mesin motor untuk praktek siswa SMK jurusan otomotif harus sama dengan mesin motor yang digunakan sekarang,” tambahnya.

Kelemahan lainnya ialah kemampuan guru di SMK yang tidak terlalu berkembang. Evaluasi untuk masalah ini ialah merangsang guru-guru SMK meningkatkan kemampunya, disiapkan program magang dan beasiswa bagi para guru. Akan tetapi meski saat ini masih ada masalah dan tantangan perpanjangan masa studi SMK, ia optimis bisa merealisasikan gagasan itu. “Kita akan cari solusi secepatnya,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar